Kamis, 18 April 2013

Taktik

Dengan mengacu pada segmen yang dipilih serta strategis bisnis, maka dikembangkanlah taktik pemasaran yang lebih operasional yang meliputi brandin,diferensiasi,positioning,bauran pemasaran(marketing mix),dan penjualan.

Kita mulai dulu dengan branding. Branding, secara sederhana, adalah penamaan merek yang membedakan produk Anda dengan para pesaing. Namun lebih dari itu, branding tidak hanya terdiri dari sekedar memberi nama saja. Nama itu perlu dicitrakan, ditumbuhkan kesetiaan (brand loyalty), bahkan dibuat menjadi emosional, seperti emosi para pengguna sepeda motor pada motor besar kesayangannya (Harley Davidson)

Jadi, brand terdiri dari nama, simbol, warna yang didesain, dicitrakan, dan diasosiasikan dengan hal tertentu. Di dalamnya ada brand association, seperti ketika Anda mendengar Mercedes, asosiasinya adalah luxurious dan klasik. Atau ketika Anda mendengar nama Aqua langsung terasa kesan air bersih dari pegunungan, dan Bank Mandiri berarti bank terbesar, kuat, dan bersahabat. Semua asosiasi itu harus dibangun secara bertahap.

Selanjutnya, produk perlu dilakukan diferensiasi yang menurut Kotler (1991) adalah sebuah upaya untuk menciptakan perbedaan yang positif di mata pelanggan dan berbeda dari yang ditawarkan pesaing. Lebih lanjut Kotler menyebutkan terdapat empat sumber utama suatu perusahaan dapat melakukan diferensiasi, yaitu melalui product, service, people, dan image.  Sebagai elemen taktik pemasaran pertama, diferensiasi harus menciptakan sebuah perbedaan sejati dan produk yang khas bagi pelanggan. Produk bukan hanya dipersepsikan berbeda oleh pelanggan, tetapi harus benar-benar berbeda dalam hal konten, konteks, dan infrastruktur.

Hendaknya anda selalu ingat bahwa produk yang bagus akan selalu ditiru atau didompleng oleh pendatang-pendatang baru. Tanpa strategi diferensiasi, merek Anda akan menjadi komoditi, yaitu seakan-akan produk tanpa nama, yang dibeli hanya karena murah. Peniruan dapat terjadi mulai dari nama yang terkesan tidak berbeda, identitas (warna, desain logo, bentuk kemasan), sampai pada produk itu sendiri.

Bayangkan, dalam produk jamu untuk mengatasi masuk angin ada Tolak Angin, Antangin, Singkir Angin, dan Bintangin. Keseluruhan produk itu menggunakan kata Angin, dengan desain dan logo yang mirip-mirip. Kalau produsen masing-masing tidak melakukan pencitraan yang berbeda, niscaya merek-merek itu akan terkesan sama dan dapat mengecohkan konsumen.

Sekarang, bandingkan masing-masing pelawak dalam grup Srimulat. Adakah di antara mereka yang memiliki penampilan dan gaya lawakan yang sama? Perhatikan, ada yang berbadan tegap, tapi bergaya seperti perempuan dengan batu  cincin yang besar-besar, ada yang bergaya bicara seperti orang Madura, ada yang memakai potongan rambut bak burung betet, dan ada yang sisi kiri dan kanan rambut dikepalanya dicat putih.  Anda langsung ingat siapa mereka.  Mengapa langsung ingat? Benar! Karena masing-masing mereka berbeda secara signifikan. Orang-orang yang berbeda secara signifikan itu telah menjadi brand, yaitu personal brand.